Pendidikan Kewarganegaraan atawa biasa disingkat PKn pada Agustus - September 2011 diajar oleh mas dan mbak KKN PPL dari UNY. Kebetulan, kelasku diajar oleh Mas Yoga Prathama yang asli Palembang dan orangnya unyu-unyu gimanaaa gitu! hha, (sayangnya pas pulang dari mudik ke Palembang ga bawain empek-empek :[ ...) #plakkk.
Pelajaran PKn yang biasanya membosankan berubah jadi penuh semangat. tapi sayangnya,, dasar ini aku yang rada alergi sama tugas jadi males belajar sama masnya gara-gara dikasi tugas membuat surat untuk Presiden SBY. Nyuruhnya hari Sabtu, dikumpulinnya hari Senin. hah?! temen-temen ku pada protes ngerasa ga adil. Pasalnya, kelas lain yang dikasi tugas sama punya masa tenggang satu minggu!! lhah ini, kelasku cuma dapet waktu ngerjain 2 hari. Mana ga ada ide pula! ergh..
Tapi, alhamdulillah, bisa ngumpulin inspirasi dan muncullah ketikan amburadul penuh kata-kata berrbobot curhat sebagai bentuk surat untuk presiden dari seorang Desi..cekidot:
Bantul, 21 Agustus 2011
Kepada
Bapak Presiden Republik Indonesia
Di tempat
Asalamu’alaikum W. W.,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya pada Bapak Presiden dan keluarga serta bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salam hormat saya haturkan kepada Bapak Presiden yang selama ini selalu berusaha memimpin negeri ini dengan bijaksana.
Pada tanggal 11 Juli 2011 merupakan awal tahun ajaran baru 2011/2012. Ada siswa yang lulus, ada siswa yang naik kelas, ada pula siswa yang baru masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saya sendiri sekarang sedang mengenyam pendidikan SMA kelas XI. Awal tahun ajaran merupakan sebuah moment penting yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Kegiatan awal tahun yang sudah lumrah dilaksanakan di setiap sekolah adalah Masa Orientasi Siswa (MOS).
Tahun ini saya didaulat untuk menjadi ketua panitia MOS. Jujur, pada awalnya saya enggan menerima jabatan yang penting tersebut. Saya merasa kurang percaya diri, saya merasa tidak yakin jika saya bisa memimpin teman-teman sesama panitia MOS untuk menjadikan kegiatan ini sukses. Namun, saya kuatkan tekad saya untuk melanjutkan apa yang telah diamanatkan pada saya. Lagipula, teman-teman saya mendukung saya sepenuhnya dan memilih melanjutkan tugas sebagai ketua panitia MOS merupakan pilihan terbaik.
Bapak Presiden yang terhormat, saya sempat merasa tertekan selama menjalankan tugas. Pikiran saya mengatakan MOS tidak harus melalui kekerasan fisik maupun mental. Demikian pula dengan para guru. Bapak/Ibu guru juga menginginkan hal yang sama tentang non-kekerasan dalam kegiatan MOS. Namun, tekanan justru datang dari teman-teman seangkatan dan juga beberapa kakak kelas. Mereka mengatakan jangan terlalu bermurah hati pada junior-junior kami. Biar mereka merasakan bagaimana MOS yang saya dan kakak kelas saya alami. Saya mengerti usul mereka karena adanya faktor balas dendam. Untunglah, kekuasaan berada di tangan saya. Semaksimal mungkin saya meminimalisir tindak kekerasan fisik maupun mental dengan meringkankan tugas peserta MOS. Pihak sekolah juga telah membuka pengaduan mengenai kakak kelas yang bertindak sewenang-wenang terhadap peserta MOS. Guru saya mengatakan MOS itu untuk menganalkan siswa baru kepada lingkungan sekolah, para guru, karyawan, dan kakak kelas mereka. Sebab, selama tiga tahun mendatang mereka akan menjadi keluarga di sekolah kami.
Bapak Presiden, di Kabupaten Bantul tempat saya tinggal dan bersekolah, ada sebuah peraturan yang menyatakan dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa panitia diwajibkan menyisipkan materi mengenai Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhinneka Tunggal Ika, dan Kebangsaan. Materi tersebut disampaikan oleh POLRES Bantul dan KODIM.
Apakah Bapak tahu apa reaksi peserta MOS setelah selama dua jam tanpa henti mendengarkan kisah-kisah heroik para tentara dan polisi Indonesia? Kebanyakan dari mereka mengeluh acara tersebut membosankan. Setelah saya amati, saya menemukan fakta mengapa peserta MOS cepat bosan mendengarkan kisah heroik tersebut. Faktanya, peserta MOS tidak diikutsertakan dalam kisah-kisah itu. Maksudnya, peserta MOS hanya diminta mendengarkan tanpa diajak memperagakan suatu kejadian heroik yang dialami pahlawan-pahlawan kita. Jujur, saya sendiri sering bosan bila hanya mendengar seseorang berbicara panjang lebar tanpa mengajak saya ikut menikmati alur ceritanya.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Presiden yang berkenan membaca surat pertama saya untuk Bapak. Dengan menjadi ketua panitia MOS, sedikit banyak saya bisa memahami posisi Bapak sebagai seorang Presiden yang memimpin berjuta-juta manusia di Tanah Air kita. Saya harap Bapak Presiden selamat dalam mengemban tugas mulia: memimpin Indonesia menjadi lebih baik.
Oleh karena kita masih diselimuti kehangatan Bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran, saya ucapkan Marhaban ya Ramadhan dan Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Batin
Wasalamualaikum W. W.
Hormat saya,
Desi Nugraheni
demikian surat untuk presiden dari Desi. Tau ga? ada bagian suratku yang dijadiin bahan ulangan PKn. Bangga deh!! hha.
No comments:
Post a Comment